SELAMAT DATANG~~~SUGENG RAWUH~~~WILUJENG SUMPING~~~RAHAJENG RAWUH

Jumat, 30 November 2012

MALIOBORO

Malioboro, tidak ada orang yang tidak mengenal tempat ini. Kawasan yang berada di tengah Kota Jogja ini sudah melekat erat sebagai icon Propinsi DIY. Jalan Malioboro merupakan garis imaginer yang menghubungkan Pantai Parangteritis, keraton, Krapyak dan Merapi. Jalan ini juga merupakan satu dari tiga jalan yang membentang menintasi Tugu Jogja, Stasiun Kereta Tugu hingga Kantor Pos Yogjakarta.


Titk Nol
Penamaan jalan ini didasarkan atas fungsinya sebagai jalan menuju keraton. Dahulu sepanjang jalan ini ditanami beberapa pohon dan untaian kembang saat terdapat iring-iringan keraton melintas ataupun tamu agung yang datang. Kata malioboro berasal darikata "malio" yang artinya mulia dan "boro" yang artinya jalan yang dihiasi oleh untaian bunga.

Sebenarnya perjalanan pertama kali saya ke Malioboro terjadi sejak tiga tahun silam tepatnya pada tahun 2009. Sejak saat itu setiap berkunjung ke Kota Jogja pasti saya akan selalu menyambangi kawasan tersebut. Keunikan dan suasananya membuat saya selalu rindu untuk kembali kesana.

Sepanjang Jalan Malioboro mulau dari Stasiun Tugu hingga Monumen Serangan Umum 1 Maret ramai berdiri lapak-lapak penjual yang menjajakan cenderamata khas Jogja, makanan, dan pakaian (batik). Di jalan ini terdapat pasar tradisional yang telah berdiri sejak puluhan tahun lalu yaitu Pasar Beringharjo. Di pasar ini segala macam barang dapat kita temui, mulai dari pakaian batik, makanan, hasil bumi, obat tradisional, kosmetik, peralatan rumah tangga dan lainnya. Pasar ini dibuka sejak pukul 09.00 pagi.

Saat pagi-pagi melewati jalan ini yang paling enak adalah sarapan sego pecel. Di depan Pasar Beringharjo banyak sekali si mbok dan bahkan si mbah yang berjualan sego pecel berserta lauk pauknya dengan harga yang relatif murah. Ketika malam tiba mulai dari kawasan Stasiun Tugu hingga sisi jalan sepanjang dean Hotel Inna Garuda hingga Pasar Beringharjo banyak dibuka tempat makan atau yang biasa dikenal dengan angkringan. Bagi yang gemar minum kopi, tentunya jangan lewatkan untuk meminum kopi jos sambil menikmati suasana malam Malioboro.


Malioboro saat siang dan malam hari
Tidak jarang jalan ini sering dijadikan sebagai tempat untuk menampilkan pertunjukaan seni. Ketika watu-waktu tertentu event-event yang diadakan biasanya akan melewati jalan ini. Seperti event Gunungan saat memperingati malam satu suro (tahun baru Islam) dan Mubeng Benteng yang berlangsung pada beberapa waktu lalu.

Disekitar Malioboro juga banyak berdiri tempat penginapan. Mulai dari yang harga sewa paling murah hingga mahal ada semua. Ketika liburan tiba akan sulit bagi anda untuk menemukan tempat penginapan yang kosong disana. 

Sepanjang Jalan Malioboro berdiri bangunan-bangunan penting dan bersejarah. Mulai dari Kantor Gubernur DIY, Kantor DPRD, Pasar Beringharjo, Gedung Agung, Benteng Vredebrug hingga patung besar yang berbentuk kaki atau yang biasa dikenal sebagai Titik Nol. Jalan ini akan menghubungkan kita dengan Alun-Alun Utara. Ketika waktu Sekatenan di alun-alun ini akan berdiri pasar malam dan biasanya berlangsung selama satu bulan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar